gregornet

Motivasi Hidup

"Kebahagiaan terbesar hidup kita adalah melakukan sesuatu yang menurut orang lain tidak bisa kita lakukan"

Jumat, 23 Mei 2025

Kalabahi, 19 Mei 2025 – Dalam semangat “Ayo Bangun NTT”, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri RI kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat pengembangan kompetensi ASN sebagai pilar utama pelayanan publik berkualitas. Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Sekretaris BPSDM Kemendagri, M. Weli Septiya Putra, M.Si dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Kompetensi ASN se-Nusa Tenggara Timur yang digelar di Kabupaten Alor, Senin (19/05).

Mengangkat tema besar “Sinergi Pusat dan Daerah dalam Penguatan Kompetensi ASN untuk Mendorong Inovasi dan Pelayanan Publik yang Berkualitas di NTT”, Rakor ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi antar-pemangku kepentingan dalam upaya mendorong ASN yang adaptif, kompeten, dan berorientasi hasil.

Dalam paparannya, Weli Septiya Putra menggarisbawahi bahwa pengembangan kompetensi ASN bukan lagi sekadar agenda rutin, tetapi bagian dari transformasi besar menuju Indonesia Emas 2045. “Kita tidak bisa lagi bekerja business as usual,” tegasnya. “Diperlukan lompatan besar, dengan menjadikan pengembangan kompetensi ASN sebagai kewajiban, kebutuhan, dan hak yang melekat erat pada profesi birokrat modern.”

Kebijakan Nasional Sebagai Kompas Transformasi

Materi yang disampaikan secara mendalam merujuk pada berbagai regulasi nasional, termasuk UU No. 20 Tahun 2023 tentang ASN, RPJPN 2025–2045, serta Permendagri No. 108 Tahun 2017 tentang Kompetensi Pemerintahan. Seluruh perangkat regulasi ini menegaskan bahwa ASN masa depan harus memiliki empat pilar kompetensi utama: teknis, manajerial, sosio-kultural, dan kompetensi pemerintahan.

Lebih dari itu, BPSDM Kemendagri mendorong penyusunan standar kompetensi kerja berbasis jabatan, sistem akreditasi kelembagaan diklat, serta pelaksanaan sertifikasi berbasis jabatan pemerintahan. “Inilah fondasi menuju birokrasi karier yang kuat dan sistem merit yang kokoh,” jelasnya.

Tantangan di Daerah dan Jalan Menuju Solusi

Secara khusus, Weli juga mengangkat tantangan yang dihadapi daerah seperti Nusa Tenggara Timur, termasuk rendahnya capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang pada tahun 2024 masih berada di peringkat 35 nasional. “Penguatan kapasitas SDM ASN adalah katalisator utama untuk mendorong percepatan pembangunan manusia di daerah. Kita harus mulai dari dalam birokrasi sendiri,” imbuhnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pelaksanaan sertifikasi bagi Aparatur Pengelola Keuangan Daerah (APKD), sebagaimana amanat UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD). Sertifikasi ini tidak hanya akan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, tetapi juga membangun kepercayaan publik terhadap birokrasi.

Transformasi ASN di Era Digital dan Tantangan Future Jobs

Dalam era digital yang penuh disrupsi, ASN dituntut tidak hanya piawai dalam bidang tugasnya, tetapi juga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Oleh karena itu, sistem pembelajaran ASN ke depan akan mengintegrasikan pelatihan teknis dengan praktik kerja nyata, lintas sektor, serta kolaboratif secara digital. “Learning by doing menjadi kunci. Pelatihan bukan hanya di kelas, tetapi juga di lapangan, di komunitas, dan di ranah digital,” ungkap Weli.

Beliau juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem pengembangan kompetensi. Pemda didorong untuk memanfaatkan Learning Management System (LMS) yang terintegrasi, serta menyusun Talent Pool untuk manajemen ASN berbasis kinerja dan potensi.

Ayo Bangun NTT: Kolaborasi sebagai Kunci

Rakor ini menjadi bukti nyata bahwa semangat membangun NTT tidak hanya menjadi slogan, tetapi telah menjelma menjadi gerakan bersama lintas sektor dan tingkatan pemerintahan. Kolaborasi pusat dan daerah bukan lagi pilihan, tetapi keniscayaan. Dengan ASN yang unggul, berdaya saing, dan berkarakter, pelayanan publik berkualitas bukan lagi mimpi – melainkan keniscayaan.

Mengakhiri paparannya, Weli mengajak seluruh kepala BPSDMD, BKPP, BKPPD, BKPSDM, BKPSDMD, dan OPD terkait di NTT untuk bahu membahu membangun ecosystem pengembangan kompetensi ASN yang terstruktur, sistematis, dan berkelanjutan.

“NTT punya potensi besar. Kita punya semangat, kita punya niat, dan sekarang kita punya arah kebijakan yang jelas. Maka mari kita manfaatkan momentum ini untuk membangun ASN NTT yang mampu menjawab tantangan masa depan,” pungkasnya

Melalui Rakor ini, Pemerintah Provinsi NTT bersama pemerintah kabupaten/kota menyatakan komitmennya untuk mempercepat transformasi birokrasi melalui strategi pengembangan kompetensi yang terukur, sistematis, dan berbasis data. Semangat “Ayo Bangun NTT” menjadi landasan moral dan spiritual yang menyatukan seluruh pemangku kepentingan dalam mendorong inovasi dan pelayanan publik yang berkelas dunia.

Ibu Henderina S. Laiskodat, S.P, M.Si selaku Kepala BPSDMD Provinsi NTT yang menfasilitasi Rakor ini menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan kontribusi narasumber dan seluruh pihak, serta menegaskan komitmen untuk terus menjadi mitra strategis dalam menciptakan ASN yang profesional, berintegritas, dan berdaya saing tinggi.*** (Greg)


*** Berita ini telah dimuat pada website: bpsdmd.nttprov.go.id



Omnia Vestra In Caritate Fiant (Lakukanlah Segala Pekerjaanmu Dalam Kasih). Contact me gregornet.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar