gregornet

Motivasi Hidup

"Kebahagiaan terbesar hidup kita adalah melakukan sesuatu yang menurut orang lain tidak bisa kita lakukan"

Jumat, 23 Mei 2025

 

 

Kalabahi, 19 Mei 2025 — Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai ujung tombak pelayanan publik yang unggul dan berdaya saing. Dalam Rapat Koordinasi Pengembangan SDM se-Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berlangsung di Kabupaten Alor, Direktur Pembelajaran Karakter dan Sosial Kultural LAN, Deny Junanto, Ph.D, menyampaikan ceramah bertajuk "Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural ASN."

Dalam paparannya di hadapan para Kepala BKPP/BKPPD/BKPSDM/BKPSDMD Kabupaten/Kota, dan Pejabat yang mewakili serta panitia penyelenggara dari BPSDMD Provinsi NTT, Deny menjelaskan bahwa penguatan kapasitas ASN menjadi krusial untuk mendukung visi pembangunan nasional 2024–2029 yang diusung Presiden Prabowo Subianto, yakni Asta Cita. “ASN adalah pelaksana kebijakan publik yang memegang peran strategis dalam mencapai tujuan nasional,” ujarnya.

Tiga Pilar Kompetensi ASN

LAN menekankan pentingnya pengembangan tiga pilar kompetensi ASN:

1.     Kompetensi Manajerial – mencakup kemampuan merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengawasi kinerja organisasi.

2.     Kompetensi Sosial Kultural – mencerminkan kemampuan ASN untuk berinteraksi secara produktif dalam masyarakat majemuk.

3.     Kompetensi Teknis – berkaitan dengan penguasaan bidang keahlian masing-masing ASN.

Pengembangan dilakukan melalui berbagai pendekatan seperti pelatihan klasikal, nonklasikal, e-learning (MOOC), coaching dan mentoring. Berdasarkan PP 17 Tahun 2020, setiap ASN diwajibkan mengikuti pelatihan minimal 20 jam pelajaran (JP) per tahun.

Kompetensi Sosial Kultural: Pilar Keberagaman ASN

Salah satu fokus utama ceramah adalah penguatan Kompetensi Sosial Kultural, yang dinilai penting dalam membentuk ASN yang inklusif dan responsif terhadap keberagaman suku, agama, budaya, dan nilai-nilai masyarakat.

Pelatihan ini dibagi dalam tiga jenjang, mulai dari pengenalan keberagaman hingga kemampuan membangun lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. Materi pelatihan mencakup kecerdasan emosi, komunikasi lintas budaya, manajemen konflik sosial, hingga strategi gotong royong dalam pembangunan.

“ASN harus menjadi jembatan antarbudaya, bukan sekadar pelayan administratif. Mereka harus hadir sebagai agen pemersatu bangsa,” ujar Deny.

Kepemimpinan Berbasis Kolaborasi dan Inovasi

Dalam aspek manajerial, LAN mendorong integrasi antara kemampuan teknokratis dan kepemimpinan pelayanan publik. ASN dituntut untuk:

·        Merancang perencanaan strategis,

·        Mengelola kinerja berbasis indikator,

·        Mendorong inovasi dan digitalisasi layanan,

·        Mengambil keputusan berdasarkan data (evidence-based policy).

Selain itu, kepemimpinan ASN masa kini dituntut untuk bersifat kolaboratif, dengan mengedepankan kerja sama lintas sektor dan pelibatan masyarakat dalam proses pelayanan publik.

  ASN sebagai Agen Perubahan

Menutup ceramahnya, Deny mengajak seluruh peserta Rakor untuk terus belajar dan berinovasi. “ASN harus menjadi agen perubahan yang adaptif, etis, dan melayani. Hanya dengan begitu, pelayanan publik kita akan benar-benar menyentuh masyarakat,” pungkasnya.

Acara ini menjadi bagian dari upaya LAN dalam memperkuat kapasitas SDM aparatur daerah, khususnya di wilayah timur Indonesia, guna mewujudkan birokrasi yang profesional dan berintegritas. *** (Greg)


*** Berita ini telah dimuat pada website: bpsdmd.nttprov.go.id


Omnia Vestra In Caritate Fiant (Lakukanlah Segala Pekerjaanmu Dalam Kasih). Contact me gregornet.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar