Pendahuluan.
Pelatihan Dasar merupakan
pembelajaran bagi orang dewasa atau disebut dengan Andragogik. Hal penting yang
perlu diperhatikan adalah bahwa orientasi belajar pun tentunya berbeda dengan
pembelajaran pedagogik. Dalam pembelajaran pedagogik peserta didik menyadari
bahwa pendidikan adalah suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka
memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan
mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut, misalnya dari kuno ke modern atau
dari yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke arah mata
pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaiannya mata-mata
pelajaran yang telah ditetapkan.
Sedangkan dalam pembelajaran
andragogik, peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu proses
peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan potensi yang maksimal
dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang
diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau lebih
efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas, belajar harus
disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan demikian orientasi
belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain, cara menyusun pelajaran
berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang diharap
kan ada pada peserta didik.
Bila Anda mengajar di sebuah
kelas Pelatihan Dasar, dapatkah Anda bayangkan suasana belajar seperti apa yang
tercipta, manakala pesertanya pasif, pandangan tidak fokus, komunikasi berjalan
satu arah, dan gesture menunjukkan
kurangnya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Nah suasana kelas seperti
inilah yang menggelitik penulis untuk melakukan pengamatan agar dapat menjawab
pertanyaan mengapa suatu kelas bisa berjalan sangat dinamis sementara kelas
lain melempem. Tiga metode
pembelajaran yang penulis terapkan dalam pengamatan yaitu: Buzz Group Discussion; Brainstorming; Window Shopping merupakan
tipe-tipe pembelajaran kooperatif. Menurut pendapat Lie (2008:
29) Pembelajaran
Kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta dalam tugas-tugas yang
terstruktur. Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan belajar kelompok
yang dilakukan asal-asalan. Menurut Sardiman (2011: Interaksi &
Motivasi Belajar Mengajar) Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari
lingkungan belajar yang diorganisasi. Lingkungan belajar yang baik adalah
lingkungan yang menantang dan merangsang para peserta didik, memberi rasa aman
dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Uraian berikut menjelaskan
pengertian dari masing-masing metode.
Buzz Group
Discussion
Pada awalnya metode ini
dinamai Phillip 66 karena selalu
terdiri dari 6 kelompok yang beranggotaan enam orang dan berdiskusi selama enam
menit dan dikembangkan oleh J. Donald
Phillip. Tapi kemudian phillips 66 berubah menjadi Buzz Group atau Buzz Sesion
karena jumlah tidak selalu enam kelompok begitu juga anggotanya tidak harus
enam, bisa lebih dari enam orang dan waktu diskusi bisa lebih dari enam menit. Buzz berasal dari “bahasa inggris” yang
berarti dengung. Jadi bisa dikatakan Buzz
Group karena saat diskusi ada suara riuh seperti suara lebah yang
berdengung.
Menurut Agus (2011) kelompok
Buzz (Buzz Groups) adalah suatu
kelompok yang dibagi kedalam beberapa kelompok kecil (sub-groups) masing-masing
terdiri dari 3-6 peserta dalam tempo yang singkat untuk mendiskusikan suatu
topik atau memecahkan suatu masalah. Kelompok yang kecil itu akan melaporkan
hasil dari kelompok mereka kepada kelompok besar dan kemudian pada diskusi
kelas.
Metode ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang dilakukan antar sesama peserta dalam kelompok diskusi, sehingga mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.
Brainstorming
Brainstorming atau dalam bahasa Indonesia
curah gagasan adalah alat bantu yang digunakan untuk mengeluarkan ide dari
setiap anggota tim yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Kunci
sukses suatu sesi brainstorming adalah suasana bebas tanpa kritik untuk
menggali ide kreatif demi mendapatkan solusi alternatif tanpa batas.
Berikut adalah beberapa manfaat
melakukan brainstorming:
- Meningkatkan
kreatifitas dan menghasilkan banyak ide dalam waktu singkat, dengan
memperluas sudut pandang dari segala aspek atau pemikiran anggota tim yang
lain akan mencetuskan ide lain dalam diri kita
- Menciptakan
kesetaraan terhadap semua tim yang terlibat dalam proses brainstorming,
suasana yang hangat saling mendukung, dan tanpa kritik akan mendorong
orang untuk nyaman mengeluarkan ide tanpa halangan. Hal ini akan
mengakibatkan sikap saling menghormati
· Ketika setiap anggota tim memberikan idenya, anggota tim merasa dilibatkan dan akan mendukung arahan pengambilan keputusan.
Window
Shopping
“Window Shopping is the activity of spending
time looking at the goods on sale in shopwindows without intending to buy any
of them” (Cambridge English Dictionary). Menurut Rahma, W (2017 :
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, Vol. 2, No. 2) Window Shopping adalah metode pembelajaran
berbasis kerja kelompok dengan melakukan berbelanja keliling melihat-lihat
hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasannya. Berdasarkan salah satu
praktik pembelajaran terbaik dilakukan di SDN 2 Banjarnegara Jawa Tengah
menggambarkan bahwa, “metode pembelajaran kooperatif tipe window shopping
(belanja hasil karya) akan mengantarkan siswa pada penanaman karakter
kerjasama, keberanian, demokratis, rasa ingin tahu, interaksi antar teman, dan
bertanggung jawab (USAID, 2015). Siswa dapat berbelanja secara aktif dan
dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif. Dua orang dari masingmasing
kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand/toko). Anggota kelompok
lainnya mengunjungi stand untuk melihat hasil karya kelompok lainnya
(berbelanja) dengan memberi komentar dan penilaian sehingga setiap peserta
dalam kelompok dapat memicu kreativitasnya. Pembelajaran seperti ini dapat
menimbulkan situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan
pembelajaran yang dicapai.
Keunikan yang
terdapat dalam metode pembelajaran ini peserta tidak hanya melihatlihat hasil
pekerjaan kelompok lain tetapi juga mencatat hasil pekerjaan tersebut untuk
saling berbagi dengan anggota kelompoknya. Sehingga setiap anggota atau
kelompok tamu yang berkunjung juga berbelanja ilmu atau mendapatkan ilmu untuk
oleh-oleh anggota lainnya khususnya anggota yang bertugas sebagai “penjaga
stand /toko”.
Pada dasarnya
penerapan metode apapun tujuannya adalah untuk menciptakan suasana senang dan
gembira sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Leslie (2001:242)
Menyatakan bahwa apapun yang dipilih untuk berfokus secara aktif pada peningkatan
kesenangan di tempat kerja, maka hasil-hasil yang diperoleh akan memberinya sebuah gambaran bagus mengenai suksesnya
perpaduan antara kesenangan dan kerja dalam hidupnya.
Pembahasan
Untuk melakukan pengamatan ini
perlu dipersiapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Merencanakan Pengamatan, meliputi :
a.
Menyusun instrumen pengamatan (lembar pertanyaan)
b.
Merancang tabel untuk pengolahan data responden
c.
Menyusun jadwal pengamatan berdasarkan jadwal
mengajar
d.
Menyiakan bahan sebagai referensi referensi untuk
sumber bacaan / pustaka
e.
Membangun komunikasi dengan Ketua kelas tentang
rencana pengamatan
2.
Pelaksanaan Pengamatan
a.
Menyiapkan perlengkapan pengamatan bersama ketua
kelas
b.
Mengarahkan ketua kelas yang akan bertindak
sebagai observer
c.
Memberikan arahan kepada peserta tentang cara
pengisian kuesioner
d.
Mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi
3.
Pengolahan Data
a.
Memeriksa data,
memindahkan data ke tabel untuk dikalkulasi.
b.
Membuat diagram yang menggambarkan posisi
perolehan nilai
4.
Penulisan Hasil Pengamatan
Instrument
Pengamatan
Bentuk Pertanyaan yang dimintakan jawaban
peserta adalah sebagai berikut :
1.
Setelah mengikuti pembelajaran materi Wawasan
Kebangsaan, manakah metode yang paling menarik menurut Saudara :
a)
Buzz Group Discussion :
b)
Brainstorming :
c)
Window Shopping :
2.
Berikan alasan mengapa memilih metode itu ?
a)
………………………………………………………………
b)
………………………………………………………………
Hasil
pengumpulan data dihitung dan ditabulasikan dalam tabel berikut :
Tabel 01: Persentase
pilihan metode pembelajaran
Angkatan (Kelas) |
BGD |
BS |
WS |
JUMLAH |
109 |
9 |
21 |
10 |
40 |
112 |
14 |
10 |
16 |
40 |
115 |
11 |
9 |
20 |
40 |
118 |
8 |
11 |
20 |
39 |
121 |
12 |
10 |
17 |
39 |
Jumlah |
54 |
61 |
83 |
198 |
Persentase (%) |
27,27 |
30,81 |
41,92 |
|
*BGD : Buzz Group
*BS : Brainstorming
*WS : Window Shopping
Berikut adalah grafik tentang hasil pengisian instrumen oleh peserta Pelatihan Dasar (5 Angkatan) di kelas.
.Grafik 1 : Jumlah Kelas
(K) dan Jumlah peserta yang memilih pembelajaran BGD (Buzz Group Discussion);
BR (Brainstorming); dan WS (Window Shopping)
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Metode pembelajaran Window Shopping lebih disukai
dibandingkan dengan metode Brainstorming
dan Buzz Group Discussion. Meskipun
perbedaan nilai tidak terlalu signifikan.
2. Adanya tutor sebaya menjadi daya tarik peserta untuk berperan lebih aktif
terlibat dalam proses pembelajaran dan meringankan peran widyaiswara karena
tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar.
3. Adanya kelompok tamu menjadi keunikan tersendiri karena perannya tidak
hanya berkunjung melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain tetapi juga
mencatat hasil pekerjaan tersebut untuk dibagi (sharing) kepada anggota di kelompoknya.
4. Peserta berkemampuan tinggi dapat
membantu rekan peserta lainnya yang berkemampuan kurang dalam menyelesaikan
tugas dan memahami konsep.
5. Makin tinggi antusiasme semakin
tinggi pula ketertarikan dan keinginan untuk involved dalam pembelajaran, terlihat dari cara peserta menjelaskan
hasil kerja kelompoknya kepada siswa yang bertanya.
Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas,
maka beberapa rekomendasi penting dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS dan
pelatihan lainnya adalah bebagai berikut:
1. Metode Window Shopping sebaiknya dilakukan di bagian penghujung pada
sessi terakhir setelah seluruh pokok
bahasan disampaikan oleh Narasumber.
2. Penghargaan kepada kelompok yang
berhasil keluar sebagai kelompok terbaik, sebaiknya tidak hanya berupa
perolehan nilai, tetapi diberikan pula sebuah tandamata misalnya buku bacaan
ringan, flash disk, atau souvenir unik sebagai kejutan.
3. Meminta bantuan ketua kelas untuk merekam dalam video, proses berlangsungnya kegiatan Window Shopping dan kemudian rekaman ini diputar dan ditonton bersama sebagai closing/penutup pembelajaran.
Referensi
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Rahma, W. 2017. Pengaruh Penggunaan
Metode Kooperatif Window Shopping Terhadap Partisipasi Bimbingan Konseling
Klasikal. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2,
April.
Leslie, Y. 2001: Fun
Works, Creating Places Where People Love to Work. Alih Bahasa oleh
Ferdinandus Untoro Ardi. Buana Ilmu Populer, Jakarta.
http://goeswarno.blogspot.com/2019/06/modelpembelajaranwindowshopping.html
0 comments:
Posting Komentar