gregornet

Motivasi Hidup

"Kebahagiaan terbesar hidup kita adalah melakukan sesuatu yang menurut orang lain tidak bisa kita lakukan"

Jumat, 27 Agustus 2021

Pendahuluan.

Pelatihan Dasar merupakan pembelajaran bagi orang dewasa atau disebut dengan Andragogik. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa orientasi belajar pun tentunya berbeda dengan pembelajaran pedagogik. Dalam pembelajaran pedagogik peserta didik menyadari bahwa pendidikan adalah suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut, misalnya dari kuno ke modern atau dari yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke arah mata pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaiannya mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan.

Sedangkan dalam pembelajaran andragogik, peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu proses peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan potensi yang maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas, belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain, cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.

Bila Anda mengajar di sebuah kelas Pelatihan Dasar, dapatkah Anda bayangkan suasana belajar seperti apa yang tercipta, manakala pesertanya pasif, pandangan tidak fokus, komunikasi berjalan satu arah, dan gesture menunjukkan kurangnya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Nah suasana kelas seperti inilah yang menggelitik penulis untuk melakukan pengamatan agar dapat menjawab pertanyaan mengapa suatu kelas bisa berjalan sangat dinamis sementara kelas lain melempem. Tiga metode pembelajaran yang penulis terapkan dalam pengamatan yaitu: Buzz Group Discussion; Brainstorming; Window Shopping merupakan tipe-tipe pembelajaran kooperatif. Menurut pendapat Lie (2008: 29)  Pembelajaran Kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta dalam tugas-tugas yang terstruktur. Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan belajar kelompok yang dilakukan asal-asalan. Menurut Sardiman (2011: Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar) Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan belajar yang diorganisasi. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para peserta didik, memberi rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Uraian berikut menjelaskan pengertian dari masing-masing metode.  

     Buzz Group Discussion

Pada awalnya metode ini dinamai Phillip 66 karena selalu terdiri dari 6 kelompok yang beranggotaan enam orang dan berdiskusi selama enam menit dan dikembangkan oleh J. Donald Phillip. Tapi kemudian phillips 66 berubah menjadi Buzz Group atau Buzz Sesion karena jumlah tidak selalu enam kelompok begitu juga anggotanya tidak harus enam, bisa lebih dari enam orang dan waktu diskusi bisa lebih dari enam menit. Buzz berasal dari “bahasa inggris” yang berarti dengung. Jadi bisa dikatakan Buzz Group karena saat diskusi ada suara riuh seperti suara lebah yang berdengung.

Menurut Agus (2011) kelompok Buzz (Buzz Groups) adalah suatu kelompok yang dibagi kedalam beberapa kelompok kecil (sub-groups) masing-masing terdiri dari 3-6 peserta dalam tempo yang singkat untuk mendiskusikan suatu topik atau memecahkan suatu masalah. Kelompok yang kecil itu akan melaporkan hasil dari kelompok mereka kepada kelompok besar dan kemudian pada diskusi kelas.

Metode ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang dilakukan antar sesama peserta dalam kelompok diskusi, sehingga mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan. 

    Brainstorming

Brainstorming atau dalam bahasa Indonesia curah gagasan adalah alat bantu yang digunakan untuk mengeluarkan ide dari setiap anggota tim yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Kunci sukses suatu sesi brainstorming adalah suasana bebas tanpa kritik untuk menggali ide kreatif demi mendapatkan solusi alternatif tanpa batas.

Berikut adalah beberapa manfaat  melakukan brainstorming:

  • Meningkatkan kreatifitas dan menghasilkan banyak ide dalam waktu singkat, dengan memperluas sudut pandang dari segala aspek atau pemikiran anggota tim yang lain akan mencetuskan ide lain dalam diri kita
  • Menciptakan kesetaraan terhadap semua tim yang terlibat dalam proses brainstorming, suasana yang hangat saling mendukung, dan tanpa kritik akan mendorong orang untuk nyaman mengeluarkan ide tanpa halangan. Hal ini akan mengakibatkan sikap saling menghormati

·       Ketika setiap anggota tim memberikan idenya, anggota tim merasa dilibatkan dan akan mendukung arahan pengambilan keputusan. 

    Window Shopping

Window Shopping is the activity of spending time looking at the goods on sale in shopwindows without intending to buy any of them” (Cambridge English Dictionary).   Menurut Rahma, W (2017 : Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, Vol. 2, No. 2)  Window Shopping adalah metode pembelajaran berbasis kerja kelompok dengan melakukan berbelanja keliling melihat-lihat hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasannya. Berdasarkan salah satu praktik pembelajaran terbaik dilakukan di SDN 2 Banjarnegara Jawa Tengah menggambarkan bahwa, “metode pembelajaran kooperatif tipe window shopping (belanja hasil karya) akan mengantarkan siswa pada penanaman karakter kerjasama, keberanian, demokratis, rasa ingin tahu, interaksi antar teman, dan bertanggung jawab (USAID, 2015). Siswa dapat berbelanja secara aktif dan dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif. Dua orang dari masingmasing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand/toko). Anggota kelompok lainnya mengunjungi stand untuk melihat hasil karya kelompok lainnya (berbelanja) dengan memberi komentar dan penilaian sehingga setiap peserta dalam kelompok dapat memicu kreativitasnya. Pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai.

Keunikan yang terdapat dalam metode pembelajaran ini peserta tidak hanya melihatlihat hasil pekerjaan kelompok lain tetapi juga mencatat hasil pekerjaan tersebut untuk saling berbagi dengan anggota kelompoknya. Sehingga setiap anggota atau kelompok tamu yang berkunjung juga berbelanja ilmu atau mendapatkan ilmu untuk oleh-oleh anggota lainnya khususnya anggota yang bertugas sebagai “penjaga stand /toko”.  

Pada dasarnya penerapan metode apapun tujuannya adalah untuk menciptakan suasana senang dan gembira sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Leslie (2001:242) Menyatakan bahwa apapun yang dipilih untuk berfokus secara aktif pada peningkatan kesenangan di tempat kerja, maka hasil-hasil yang diperoleh akan memberinya  sebuah gambaran bagus mengenai suksesnya perpaduan antara kesenangan dan kerja dalam hidupnya.

 

Pembahasan

Untuk melakukan pengamatan ini perlu dipersiapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Merencanakan Pengamatan, meliputi :

a.       Menyusun  instrumen pengamatan (lembar pertanyaan) 

b.       Merancang tabel untuk pengolahan data responden

c.        Menyusun jadwal pengamatan berdasarkan jadwal mengajar

d.       Menyiakan bahan sebagai referensi referensi untuk sumber bacaan / pustaka

e.       Membangun komunikasi dengan Ketua kelas tentang rencana pengamatan

2.      Pelaksanaan Pengamatan

a.        Menyiapkan perlengkapan pengamatan bersama ketua kelas

b.        Mengarahkan ketua kelas yang akan bertindak sebagai observer

c.         Memberikan arahan kepada peserta tentang cara pengisian kuesioner

d.        Mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi

3.      Pengolahan Data 

a.        Memeriksa data,   memindahkan data ke tabel untuk dikalkulasi.

b.        Membuat diagram yang menggambarkan posisi perolehan nilai 

4.      Penulisan Hasil Pengamatan 

Instrument Pengamatan

 Bentuk Pertanyaan yang dimintakan jawaban peserta adalah sebagai berikut :

1.    Setelah mengikuti pembelajaran materi Wawasan Kebangsaan, manakah metode yang paling menarik menurut Saudara :

a)      Buzz Group Discussion        :

b)      Brainstorming            :

c)       Window Shopping      :

2.    Berikan alasan mengapa memilih metode itu ?

a)      ………………………………………………………………

b)      ………………………………………………………………

 Hasil pengumpulan data dihitung dan ditabulasikan dalam tabel berikut :

Tabel 01: Persentase pilihan metode  pembelajaran

Angkatan (Kelas)

BGD

BS

WS

JUMLAH

109

9

21

10

40

112

14

10

16

40

115

11

9

20

40

118

8

11

20

39

121

12

10

17

39

Jumlah

54

61

83

198

Persentase (%)

27,27

30,81

41,92

 

*BGD : Buzz Group 

*BS     : Brainstorming

*WS   : Window Shopping                                                                            

Berikut adalah grafik tentang  hasil pengisian instrumen oleh peserta Pelatihan Dasar (5 Angkatan) di kelas.

.Grafik 1 : Jumlah Kelas (K) dan Jumlah peserta yang memilih pembelajaran BGD (Buzz Group Discussion); BR (Brainstorming); dan WS (Window Shopping)


Grafik 2 : Presentase  peserta yang memilih pembelajaran BGD (Buzz Group Discussion); BR (Brainstorming); dan WS (Window Shopping)


Kesimpulan

Dari hasil pengamatan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :

1.  Metode pembelajaran Window Shopping lebih disukai dibandingkan dengan metode Brainstorming dan Buzz Group Discussion. Meskipun perbedaan nilai tidak terlalu signifikan.

2.    Adanya tutor sebaya menjadi daya tarik peserta untuk berperan lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan meringankan peran widyaiswara karena tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar.

3.  Adanya kelompok tamu menjadi keunikan tersendiri karena perannya tidak hanya berkunjung melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain tetapi juga mencatat hasil pekerjaan tersebut untuk dibagi (sharing) kepada anggota di kelompoknya.

4. Peserta berkemampuan tinggi dapat membantu rekan peserta lainnya yang berkemampuan kurang dalam menyelesaikan tugas dan memahami konsep.

5.    Makin tinggi antusiasme semakin tinggi pula ketertarikan dan keinginan untuk involved dalam pembelajaran, terlihat dari cara peserta menjelaskan hasil kerja kelompoknya kepada siswa yang bertanya.

 

Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi penting dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS dan pelatihan lainnya adalah bebagai berikut:

1.    Metode Window Shopping sebaiknya dilakukan di bagian penghujung pada sessi  terakhir setelah seluruh pokok bahasan disampaikan oleh Narasumber.

2.  Penghargaan kepada kelompok yang berhasil keluar sebagai kelompok terbaik, sebaiknya tidak hanya berupa perolehan nilai, tetapi diberikan pula sebuah tandamata misalnya buku bacaan ringan, flash disk, atau souvenir unik sebagai kejutan.

3. Meminta bantuan ketua kelas untuk merekam dalam video, proses berlangsungnya kegiatan Window Shopping dan kemudian rekaman ini diputar dan ditonton bersama sebagai closing/penutup pembelajaran. 

Referensi  

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Rahma, W. 2017. Pengaruh Penggunaan Metode Kooperatif Window Shopping Terhadap Partisipasi Bimbingan Konseling Klasikal. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April.

Leslie, Y. 2001: Fun Works, Creating Places Where People Love to Work. Alih Bahasa oleh Ferdinandus Untoro Ardi. Buana Ilmu Populer, Jakarta.

http://goeswarno.blogspot.com/2019/06/modelpembelajaranwindowshopping.html

Categories: ,


Omnia Vestra In Caritate Fiant (Lakukanlah Segala Pekerjaanmu Dalam Kasih). Contact me gregornet.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar